Tugas
Mandiri I
KURIKULUM
DAN PEMBELAJARAN
(Tim
Pengembang MKDP UPI, 2107)
TELAAH
KURIKULUM
(Dr.
Siti halimah, M.Pd)
Disusun Sebagai Salah Satu Tegas Terstruktur yang Diwajibkan
Dalam Mengikuti Perkuliahan Kurikulum dan Pembelajaran
ALMA ALQARANA LUBIS/ 1602050081
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
BAHASA INGGRIS
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUMATERA UTARA
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya dan
memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat menyelesaikan sebuah tugas critical book review kurikulum dan pembelajaran. Tugas ini disusun dalam
rangka melengkapi tugas Kurikulum dan Pembelajaran. Tidak lupa juga saya
ucapkan kepada yang terhormat dosen manajemen pendidikan yaitu Bapak Muhammad
Arifin, S.Pd, M.Pd yang telah membimbing saya sehingga tugas ini dapat
terselesaikan.
Tugas ini berisi tentang critical book buku wajib dan buku pembanding menurut berbagai sumber
yang dirangkum penulis sebagai tambahan ilmu bagi pembaca. Tugas ini disusun
oleh saya dengan berbagai rintangan baik dari dalam maupun dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya tugas ini
dapat terselesaikan.
Semoga tugas ini dapat
bermanfaat bagi semua yang membaca tulisan saya ini, dan mudah-mudahan juga
dapat memberikan wawasan yang lebih jelas kepada pembaca. Saya menyadari bahwa
penulisan tugas ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnya tugas ini.
Medan, Oktober
2017
ALMA ALQARANA LUBIS 1602050081
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
......................................................................... i
DAFTAR ISI
........................................................................................ ii
A. BAB I PENDAHULUAN
a. Manfaat Critical Book Review
........................................................ 1
b. Tujuan Penulisan Critical
Book Review .......................................... 1
c. Identitas Buku .................................................................................. 1
B. BAB II RINGKASAN ISI BUKU
Buku Wajib
a. Bab 1
................................................................................................. 4
b. Bab 2
................................................................................................ 6
c. Bab 3
................................................................................................. 8
d. Bab 4
................................................................................................. 10
e. Bab 5
................................................................................................. 11
f. Bab 6
................................................................................................ 17
g. Bab 7 ................................................................................................ 18
h. Bab 8
................................................................................................ 20
i. Bab 9
................................................................................................ 21
j. Bab 10
.............................................................................................. 22
k. Bab 11
.............................................................................................. 22
Buku Pembanding
a. Bab 1 ................................................................................................ 23
b. Bab 2
................................................................................................ 24
c. Bab 3
................................................................................................ 25
d. Bab 4
................................................................................................ 26
e. Bab 6
................................................................................................ 27
f. Bab 7.................................................................................................. 28
g. Bab 8
................................................................................................ 29
h. Bab 9 ................................................................................................ 29
C. BAB III PEMBAHASAN
a. Pembahasan Isi Buku ....................................................................... 30
b. Kelebihan dan Kekurangan Isi
Buku ............................................... 32
D. BAB IV PENUTUP
a. Kesimpulan
....................................................................................... 33
b. Rekomendasi Untuk Perbaikan
Buku ............................................... 33
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
a.
Manfaat Critical Book Review
Manfaat
dari pembuatan Critical Book Riview ini adalah :
1.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kurikulum dan Pembelajaran
2.
Untuk memahami tugas mata kuliah
Kurikulum dan Pembelajaran
3.
Membantu mahasiswa untuk berpikir
kritis dan menalar dalam menganalisis buku
b.
Tujuan Penulisan Critical Book Review
1.
Mengulas isi dua buah buku
2.
Mencari dan mengetahui informasi yang
ada dalam buku
3.
Melatih diri untuk berfikir kritis
dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab dari buku pertama dan
kedua
4.
Membandingkan isi buku pertama dan
kedua
5.
Memahami tentang kurikulum yang sebenarnya.
c.
Identitas Buku yang Direview (Buku
Wajib dan BUku Pembanding)
1.
Buku Wajib
1.
Judul Kurikulum
dan Pembelajaran
2.
Edisi :
Ketiga, cetakan
keenam
3.
Pengarang: Tim Pengembangan MKPD
Kurikulum dan Pembelajaran
4.
Penerbit: PT Raja Grafindo Persada
5.
Kota Terbit: Depok
6.
Tahun Terbit: 2017
7.
ISBN :
978-979-769-382-4
2.
Buku Pembanding
1.
Judul: Telaah Kurikulum
2.
Edisi: Kedua
3.
Pengarang: Dr. Siti Halimah , M.Pd
4.
Penerbit: Perdana Publishing
5.
Kota Terbit: Medan
6.
Tahun Terbit: 2010
7.
ISBN: 978-979-17153-4-8
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
Buku Wajib
a.
Bab 1 Pengertian, Dimensi,
Fungsi dan Peranan Kurikulum
Kurikulum
(curriculum) berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat
berpacu). Dalam kurikulum terkandung dua hal pokok, yaitu :
1. Adanya
mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa
2. Tujuan
utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah
Dengan
demikian, implikasinya terhadap praktik pengajaran, yaitu setiap siswa harus
menguasai seluruh mata pelajaran yang diberikan dan menempatkan guru dalam
posisi yang penting dan menentukan.
Menurut R. Ibrahim (2005), mengelompokkan kurikulum
menjadi 3 dimensi :kurikulum sebagai substansi, kurikulum sebagai sistem,
kurikulum sebagai bidang studi.
Dimensi
pertama, memandang kurikulum sebagai perangkat tujuan yang ingin dicapai.
Menunjuk pada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar,
kegiatan belajar mengajar, jadwal dan evaluasi.
Dimensi
kedua, memandang kurikulum sebagai bagian dari sistem persekolahan, sistem
pendidikan dan sistem masyarakat. Sistem kurikulum mencakup struktur personalia
an prosedur kerja bagaimana cara menyusun kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi
dan menyempurnakannya.
Dimensi
ketiga, memandang kurikulum sebagai bidang studi, yaitu bidang studi kurikulum.
Hal ini merupakan kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan
pengajaran.
Fungsi Kurikulum
a. Fungsi Penyesuaian (The adjustive or adaptive function)
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan
siswa agar memiliki sifat well adjusted yaitu
mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial.
b. Fungsi Penyesuaian (the integrating function)
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan
pribadi-pribadi yang utuh.
c. Fungsi integrasi (the integrating function)
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan
pelayanan terhadap perbedaan individu siswa.
d. Fungsi Persiapan (the propaedeutic function)
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mempersiapkan
siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya.
e. Fungsi Pemilihan (the selective function)
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program belajar yang sesuai
dengan kemampuan dan minatnya.
f. Fungsi Diagnostik (the diagnostic function)
Kurikulu sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan
mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan
kelemahan yang dimilikinya.
Peran Kurikulum
a. Peranan
konservatif
Kurikulum
dapat dijadikan sebagai sarana untuk menstransmisikan nilai warisan budaya masa
lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada generasi muda.
b. Peranan
kreatif
Kurikulum
harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang
terjadi dan kebutuhan masyarakat masa sekarang dan mendatang.
c. Peranan
kritis dan evaluatif
Kurikulum
harus aktiv berpartisipasi dalam kontrol atau filter sosial. Maksudnya, peran
kurikulum dalam hal ini adalah untuk menilai dan memilih nilai dan budaya serta
pengetahuan baru yang akan diwariskan.
b.
Bab
2 Landasan Pengembangan Kurikulum
Menurut Hornby, Landasan adalah
suatu gagasan, asumsi,atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam
pengembangan kurikulum.
Empat landasan pengembangan kurikulum
:
1.) Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum
Socrates
(dalam Syaripudin 2007), filsafa tadalah cara berpikir secara
radikal, menyeluruh dan mendalam atau cara berpikir yang mengupas sesuatu
sedalam – dalamnya.
Filsafat
pendidikan adalah penerapan dari pemikiran – pemikiran filsafat untuk
memecahkan permasalahan pendidikan.
Aliran
– aliran filsafat pendidikan :
a. Idealisme
(spiritual atau rohaniah)
b. Realisme
(fisik atau materi)
c. Pragmatisme
(tidak mungkin atau tidak perlu)
2.) Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum
Psikologi
perkembangan merupakan cabang dari psikologi yang mempelajari perubahan tingkah
laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu dari masa konsepsi
hingga mati (Ross Vasta, dkk. 1992).
Fase
– fase perkembangan individu menurut usia :
1. Masa
usia
prasekolah
: 0,0 – 6 tahun
2. Masa
usia sekolah dasar : 6,0
– 12 tahun
3. Masa
usia sekolah menengah : 12,0 – 18 tahun
Teori
belajar ada 3 :
1.
Teori psikologi kognitif (Kognitivisme)
Teori
belajar ini adalah teori insight ( sumber : Psikologi Gestalt Field ), menurut
mereka belajar adalah proses mengembangkan insight atau
pemahaman baru atau mengubah pemahaman lama.
Teori
belajar kognitif memandang manusia sebagai pelajar yang aktif yang memprakarsai
pengalaman, mencari dan mengolah informasi untuk memecahkan masalah,,
mengorganisasi apa – apa yang telah mereka ketahui untuk mencapai suatu
pemahaman baru.
2. Tahap
Psikologi Behavioristik (Stimulus-Respons Theory)
Teori
ini berangkat dari asumsi bahwa anak atau individu tidak memiliki/ membawa
potensi apa – apa dari kelahirannya. Perkembangan anak ditentukan oleh faktor
yang berasal dari lingkungan.
3. Teori
Psikologi Humanistik (self theory)
Tokoh
teori ini Abraham H. Maslow dan Carl R. Roger. Teori ini
memandang bahwa perilaku manusia itu ditentukan oleh dirinya sendiri, oleh
faktor internal, bukan faktor lingkungan.
3.) Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum
Landasan
sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi – asumsi yang berasal dari
sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum.
Tujuan,
isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik
kekayaan dan perkembangan masyarakat (Nana Syaodih Sukmadinata, 1997:58).
Karena itu kurikulum harus mampu memfasilitasi peserta didik agar mereka mampu
bekerja sama, berinteraksi, menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat.
Menurut
Daud Yusuf (1982), 3 sumber nilai yang ada di dalam masyarakat untuk
dikembangkan melalui proses pendidikan : 1) Logika (aspek
pengetahuan dan penalaran) , 2) Estetika (aspek emosi dan
perasaan), 3) Etika (aspek nilai).
4.) Landasan Teknologis Pengembangan Kurikulum
Maksudnya
adalah asumsi – asumsi yang bersumber ari hasil riset atau penelitian dan
aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan
kurikulum
c. Bab 3 Komponen-komponen Pengembangan Kurikulum
1. Komponen Tujuan
Berhubungan
dengan arah atau hasil yang diharapkan.
4
tujuan pendidikan :
a. Tujuan
Pendidikan Nasional (TPN)
Dirumuskan
dalam UU No. 20 Tahun 2003 , pasal 3 , bahwa Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi siswa, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan demokratis serta tanggungjawab.
b. Tujuan
Institusional (TI)
Tujuan
yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Tujuan institusional
merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam bentuk
kompetensi kelulusan setiap jenjang pendidikan, misalnya standar kompetensi
pendidikan dasar, menengah, kejuruan dan jenjang pendidikan tinggi.
c. Tujuan
Kurikuler (TK)
Adalah
tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Misal,
tujuan bidang studi MTK, bidang studi harus dicapai oleh siswa pada satuan
pendidikan.
d. Tujuan
Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP)
Adalah
sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka selesai
mengikuti pelajaran.
Bloom
(1965), tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan
kedalam 3 klasifikasi :
a. Domain
Kognitif (kemampuan intelektual, seperti kemampuan mengingat dan berpikir)
1. Pengetahuan
(knowledge) : kemampuan mengingat dan mengungkapkan informasi yang
dipelajarinya (recall).
2. Pemahaman
(comprehension) : memahami objek atau subjek pembelajaran .
3. Penerapan
(application) : kemampuan mengungkapkan konsep, prinsip, prosedur pada situasi
tertentu.
4. Analisis
: kemampuan menguraikan bahan pelajaran ke dalam bagian – bagian.
5. Sintesis
: kemampuan menghimpun bagian – bagian kedalam keseluruhan yang bermakna.
6. Evaluasi
: kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu berdasar maksud atau kriteria
tertentu.
b. Domain
Afektif (sikap, nilai, dan apresiasi).
1. Penerimaan
: sikap sadar terhadap gejala, keadaan suatu masalah.
2. Merespons
: kemauan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan untuk menyelesaikan tugas
tepat waktu.
3. Menghargai
: memberi penilaian kepada gejala/objek tertentu.
4. Mengorganisasi
: pengembangan nilai kedalam sistem organisasi tertentu.
5. Karakteristik
Nilai : mengadakan sintesis dan internalisasi sistem nilai dngan pengkajian
mendalam.
c. Domain
Psikomotor (keterampilan/skill)
1. Persepsi
(perception)
2. Kesiapan
(set)
3. Meniru
(imitation)
4. Membiasakan
(habitual)
5. Menyesuaikan
(adaption)
6. Menciptakan
(oganization)
2. Komponen Isi/Materi Pelajaran
Berhubungan
dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum menyangkut
aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan yang biasanya tergambar pada isi
setiap mata pelajaran yang diberikan.
3. Komponen Metode/Strategi
Strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan dalam pembelajaran.
4. Komponen Evaluasi
Evaluasi
merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan.
d.
Bab
4 Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
Pengertian Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip
pengembangan kurikulum yaitu berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam
menentukan berbagai hal yang terkait dengan pengembangan kurikulum.
Macam
– macam Sumber Prinsip Pengembangan Kurikulum
a. Data
empiris ( pengalaman yang terdokumentasi dan terbukti efektif )
b. Eksperimen
(temuan – temuan hasil penelitian)
c. Cerita/legenda
yang hidup di masyarakat
d. Akal
sehat
Tipe
– tipe Pengembangan Kurikulum
a. Tingkat
ketepatan (validity)
b. Ketetapan
(reliability)
Macam
– macam Prinsip Pengembangan Kurikulum
a. Prinsip
umum, digunakan hampir dalam setiap pengembangan kurikulum dimanapun. Prinsip
ini meliputi prinsip relevansi, fleksibel, kontinuitas, praktis atau efisien
dan efektifitas.
b. Prinsip
khusus, hanya berlaku di tempat dan situasi tertentu.
- Prinsip
yang berkenaan dengan tujuan pendidikan
- Prinsip
yang berkenaan dengan isi pendidikan
- Prinsip
berkenaan dengan proses pembelajaran
- Prinsip
berkenaan dengan media dan alat bantu pembelajaran
- Prinsip
yang berkenaan dengan evaluasi
Dimana prinsip pengembangan
satu komponen dengan komponen lainnya akan berbeda.
e.
Bab
5 Model Pengembangan dan Organisasi Kurikulum
Model – model Pengembangan
Kurikulum
Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur dalam rangka
mendesign (designing), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi
(evaluation), suatu kurikulum.
a. Model Ralph Tyler (1949)
Diajukan berdasarkan pada
beberapa pertanyaan yang mengarah pada langkah – langkah dalam pengembangan
kurikulum.
Menurut Tyler, 4 tahap harus
dilakukan dalam pengembangan kurikulum :
1. Menentukan
tujuan pendidikan
Ada 5 faktor yang menjadi arah
penentuan tujuan pendidikan :
- Pengembangan
kemampuan berpikir
- Membantu
memperoleh informasi
- Pengembangan
sikap kemasyarakatan
- Pengembangan
minat peserta didik
- Pengembangan
sikap sosial
2. Menentukan
proses pembelajaran yang harus dilakukan
Aspek yang harus diperhatikan
alah persepsi dan latar belakang kemampuan peserta didik.
3. Menentukan
organisasi pengalaman belajar
Memerhatikan aspek
kesinambungan, pengorganisasian dilakukan vertikal maupun horizontal.
4. Menentukan
evaluasi pembelajaran
Penilaian yang dilakukan harus
disesuaikan dengan jenis dan sifat dari tujuan pendidikan.
b. Model Administratif
Disebut juga dengan istilah
dari atas ke bawah (top down) atau staf lini (line-staff
procedure), artinya pengembangan kurikulum ini ide awal dan pelaksanaannya
dimulai dari pejabat tingkat atas pembuat keputusan dan kebijakan berkaitan
dengan pengembangan kurikulum.
c. Model Grass Roots
Model pengembangan kurikulum
yang dimulai dari arus bawah. Dalam prosesnya pengembangan ini diawali dari
gagasan guru – guru sebagai pelaksana pendidikan di sekolah.
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pengembangan kurikulum dalam model Grass Roots :
1.) Guru
harus memiliki kemampuan yang profesional
2.) Guru
garus terlibat penuh dalam perbaikan kurikulum, penyelesaian permasalahan
kurikulum
3.) Guru
harus terlibat langsung dalam perumusan tujuan, pemilihan bahan, dan penentuan
evaluasi
4.) Seringnya
pertemuan kelompok dalam pembahasan kurikulum.
d. Model Demonstrasi
Menurut Smith, Stanley, dan
Shores, ada dua bentuk model pengembangan ini :
1. Sekelompok
guru dari suatu sekolah atau beberapa sekolah yang diorganisasi dan ditunjuk
untuk melaksanakan uji coba/eksperimen suatu kurikulum.
2. Dari
beberapa orang guru yang merasakurang puas tentang kurikulum yang sudah ada,
kemudian mereka mengadakan eksperimen/uji coba dan mengadakan pengembangan
secara mandiri.
Kebaikan dalam penerapan model
ini :
1. Kurikulum
ini akan lebih nyata dan praktis karena dihasilkan melalui proses yang telah
diuji dan diteliti secara ilmiah.
2. Perubahan
kurikulum dalam skala kecil atau pada aspek yang lebih khusus kemungkinan kecil
akan ditolak oleh pihak administrator, akan beda dengan perubahan kurikulum
yang luas dan kompleks
3. Hakikat
model demonstrasi berskala kecil akan terhindar dari kesenjangan dokumen dan
pelaksanaan di lapangan
4. Model
ini akan menggerakkan inisiatif, kreativitas guru – guru serta memberdayakan
sumber – sumber administrasi untuk memenuhi kebutuhan dan minat guru dalam
mengembangkan program yang baru
e. Model Miller-Seller
Model ini kombinasi dari model
transmisi (Gagne) dan model transaksi (Taba’s & Robinson), dengan tahapan
pengembangan sebagai berikut.
1.) Klarifikasi
Orientasi Kurikulum
Langkah pertama adalah menguji
dan mengklarifikasi orientasi.
2.) Pengembangan
Tujuan
Mengembangkan tujuan umum
(aims) dan mengembangkan tujuan khusus berasar orientasi kurikulum yang
bersangkutan.
3.) Identifikasi
Model Mengajar
Pelaksanaan kurikulum harus
mengidentifikasi strategi mengajar mengajar yang akan digunakan yang sesuai
dengan tujuan dan orientasi kurikulum.
4.) Implementasi
Langkah akhir dalam
pengembangan kurikulum. Memerhatikan komponen – komponen program studi,
identifikasi sumber, peranan, pengembangan profesional, penetapan waktu,
komunikasi dan sistem monitoring.
f. Model Taba (Inverted Model)
Merupakan modifikasi
dari Model tyler. Penekanannya terutama pada pemusatan
perhatian guru. Guru diposisikan sebagai inovator dalam pengembangan kurikulum.
Langkah – langkahnya :
1. Mengadakan
unit – unit eksperimen bersama dengan guru – guru
2. Menguji
unit eksperimen
3. Mengadakan
revisi dan konsolidasi
4. Pengembangan
keseluruhan kerangka kurikulum (developing a frame work)
5. Implementasi
dan desiminasi ( penerapan dan penyebarluasan program ke daerah – daerah
sekolah dan dilakukan pendataan tentang kesulitan serta permasalahan yang
dihadapi guru di lapangan.
g. Model Beauchamp (1931)
Menurutnya, proses
pengembangan kurikulum ada 5 tahap :
1. Menentukan
arena atau wilayah yang akan dicakup kurikulum.
2. Menetapkan
personalia dalam pengembangan kurikulum.
3. Organisasi
dan prosedur pengembangan kurikulum
4. Implementasi
kurikulum
5. Evaluasi
kurikulum. a.)pelaksanaan kurikulum oleh guru – guru , b.) desain kurikulumnya
, c.) hasil belajar siswa , d.) keseluruhan dari sistem kurikulum.
Organisasi
Kurikulum
a. Organisasi Kurikulum Berdasarkan Mata
Pelajaran (subject curriculum)
Ada 4 pola organisasi
kurikulum berdasar mata pelajaran :
1. Mata
pelajaran terpisah (separated subject curriculum)
Kekurangan :
a. Bahan
yang dipelajari terpisah – pisah, tidak ada gambaran hubungan materi yang satu
dengan lainnya.
b. Bahan
pelajaran yang diberikan tidak aktual
c. Proses
belajar lebih mengutamakan aktivitas guru, siswa cenderung pasif
d. Bahan
pelajaran tidak berdasar aspek permasalahan sosial yang dihadapi siswa
e. Bahan
pelajaran merupakan informasi dari masa lalu
f. Proses
dan bahan ajar kurang memerhatikan bakat, minat dan kebutuhan siswa.
Kelebihan :
a. Bahan
ajar disusun sistematis, logis, sederhana, dan mudah dipelajari
b. Dapat
dilaksanakan untuk mewariskan nilai – nilai dan budaya terdahulu
c. Kurikulum
ini mudah dipola, dibentuk, didesain bahkan mudah diperluas dan dipersempit
sesuai waktu yang ada.
2. Mata
Pelajaran Terhubung (correlated curriculum)
Kekurangan :
a. Bahan
ajar kurang sistematis , kurang mendalam
b. Kurikulum
kurang menggunakan bahan ajar yang aktual yang langsung berhubungan dengan
kehidupan nyata siswa
c. Kurikulum
kurang memerhatikan bakat, minat dan kebutuhan siswa
d. Apabila
prinsip penggabungan belum dipahami kemungkinan bahan ajar yang disampaikan
abstrak.
Kelebihan :
a. Ada
keterhubungan antarmateri pelajaran walau sebatas mata pelajaran
b. Memberikan
wawasan lebih luas dalam lingkup satu bidang studi
c. Menambah
minat siswa untuk mempelajari mata pelajaran yang terkolerasi.
3. Fusi
Mata pelajaran (broadfields curriculum)
Organisasi kurikulum yang
menghapuskan batas – batas mata pelajaran dan menyatukan mata pelajaran yang
memiliki hubungan erat dalam satu kesatuan.
Kekurangan :
- Memberikan
pengetahuan secara sketsa, abstrak, kurang logis dari suatu mata pelajaran
Kelebihan :
- Mata
pelajaran semakin dirasakan kegunaannya
- Mementingkan
prinsip generalisasi
4. Kurikulum
Terpadu (integrated curriculum)
Kekurangan :
a. Kurikulum
dibuat oleh guru dan siswa sehingga memerlukan kesiapan dan kemampuan guru
secara khusus
b. Bahan
ajar tidak disusun logis dan sistematis
c. Bahan
ajar sederhana
d. Memungkinkan
kemampuan yang dicapai siswa akan berbeda secara mencolok
e. Kemungkinan
akan memerlukan biaya, waktu dan tenaga yang banyak.
Kelebihan :
a. Mempelajari
bahan ajar melalui pemecahan masalah dengan memadukan beberapa mata pelajaran
secara menyeluruh dalam menyelesaikan topik
b. Memberi
kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan bakat, minat, dan potensi
yang dimiliki secara individu
c. Mengembangkan
belajar secara bersama
d. Mempraktikkan
nilai – nilai demokrasi dalam pembelajaran
e. Dapat
meningkatkan hubungan antara sekolah dengan masyarakat
Dalam bentuk kurikulum terpadu
meliputi :
- Kurikulum
inti (core curriculum) : menggunakan bahan dari berbagai mata
pelajaran atau disiplin ilmu guna menjawab atau menyelesaikan masalah yang
dihadapi siswa
- Social
functions and persistent situation : didasarkan pada analisis kegiatan
manusia di masyarakat.
- Experience
and activity curriculum : mengutamakan kegiatan atau pengalaman siswa
.
f. Bab 6 Evaluasi Kurikulum
Pengertian
Mulyani Sumantri (1988 :
164) , Evaluasi adalah merupakan suatu proses yang
bersifat interaktif bertalian dengan deskripsi dan penyesuaian, sehingga
menentukan sesuatu yang berharga daripada benda, orang pekerjaan dan
karakteristik tertentu.
Evaluasi Kurikulum merupakan
suatu proses evaluasi terhadap kurikulum secara keseluruhan baik bersifat makro
atau ruang lingkup yang luas (ideal curriculum) maupun lingkup makro (actual
curriculum) dalam bentuk pembelajaran.
Indikator keberhasilan
kurikulum :
1. Keberhasilan
sosialisasi kurikulum
2. Keberhasilan
penyusunan silabus
3. Keberhasilan
penyusunan program tahunan dan semester
4. Keberhasilan
penyusunan rencana pembelajaran
5. Keberhasilan
penyusunan bahan ajar
6. Keberhasilan
pelaksanaan kegiatan belajar – mengajar
Tujuan evaluasi Kurikulum
Untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai
kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi : efektivitas, relevansi,
efisiensi, kelaikan program.
a. Untuk
perbaikan program
b. Pertanggungjawaban
kepada berbagai pihak
c. Penentuan
tindak lanjut hasil pengembangan
Model Evaluasi Kurikulum
a. Measurement
Pengukuran perilaku siswa
untuk mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok
b. Congruence
Pemeriksaan kesesuaian antara
tujuan pendidikan dan hasil belajar yang dicapai.
c. Illumination
Lebih diasarkan pada judgement
(pertimbangan) yang hasilnya diperlukan untuk penyempurnaan program.
d. Educational
System Evaluation
Perbandingan antara
performance setiap dimensi program dan kriteria yang akan berakhir dengan suatu
deskripsi atau judgement.
e. Model
CIPP
Fokus pada contect,
input, process, product.
g. Bab 7 Konsep Dasar Pembelajaran
Hakikat Belajar
Gagne
(1968), Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Tiga unsur pokok dalam belajar :
1. Proses
Belajar adalah proses mental
dan emosional atau proses berpikir dan merasakan.
2. Perubahan
perilaku
Hasil akan tampak pada
perubahan perilaku individu yang belajar.
3. Pengalaman
Belajar adalah mengalami,
bahwa belajar terjadi karena individu berinteraksi dengan lingkungan, baik
fisik maupun sosial.
Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran : suatu upaya yang dilakukan seseorang guru untuk membelajarkan
siswa yang belajar.
Adams & Dicky (dalam Oemar
Hamalik, 2005), peran guru :
a. Guru
sebagai pengajar (teacher as instructor)
b. Guru
sebagai pembimbing (teacher as conselor)
c. Guru
sebagai ilmuwan (teacher as scientist)
d. Guru
sebagai pribadi (teacher as person)
Landasan Konsep Pembelajaran
a. Filsafat
Belajar dipahami sebagai suatu
kegiatan dalam mencari dan membuktikan kebenaran.
b. Psikologi
Perilaku manusia bisa berubah
karena belajar.
c. Sosiologi
Melalui belajar, individu bisa
mempelajari lawan bersosialisasi, teman hidup bersama dan mampu membangun
masyarakat sampai dengan negara dan bangsa.
d. Komunikasi
Pembelajaran akan menghasilkan
suatu kondisi dimana individu dalam hal ini siswa dan guru, siswa dengan siswa,
atau interaksi yang kompleks sekalipun pasti akan ditemukan suatu proses
komunikasi.
e. Teknologi
Pembelajaran erat kaitannya
dengan teknologi pendidikan, pembelajaran harus mampu memerhatikan interest
siswa, dimana ada tipe auditif, visual dan kinestik. Penggunaan teknologi akan
menjembatani minat siswa , sehingga pembelajaran lebih menyenangkan.
Proses Pembelajaran
a. Persiapan
(preparation)
b. Penyampaian
(presentation)
c. Latihan
(practice)
d. Penampilan
hasil (performance)
Hasil dari Pembelajaran
UNESCO, empat
pilar hasil belajar :
- Learning
to know
- Learning
to be
- Learning
to life together
- Learning
to do
h. Bab 8 Komponen-komponen Pembelajaran
Bahan
Pembelajaran
Isi kurikulum terdapat 3 unsur utama, :
Logika
:
pengetahuan tentang benar - salah
Etika
: pengetahuan tentang baik buruk
Estetika
: pengetahuan tentang
indah – jelek
Strategi
dan Metode Pembelajaran
Faktor
yang mempengaruhi strategi :
a. Faktor
tujuan : semua faktor yang ada didalam pembelajaran, diarahkan untuk mencapai
tujuan
b. Faktor
materi : mengajarkan fakta, konsep, prinsip, pemecahan masalah, keterampilan
motorik, sikap.
c. Faktor
siswa : berbeda teknik yang digunakan dalam proses ajar – mengajar siswa
puluhan dengan beberapa orang saja
d. Faktor
waktu : berapa puluh menit atau berapa jam pelajaran waktu yang tersedia untuk
proses belajar
e. Faktor
guru : kemampuan gurulah yang pada akhirnya mempengaruhi pelaksanaan proses
pengajaran.
Strategi
pembelajaran dan Metode Mengajar
a. Strategi
Ekspository Klasikal (guru lebih banyak menjelaskan pesan sebelumnya
telah diolah sendiri, siswa banyak menerima pesan yang sudah jadi)
b. Metode
Tanya Jawab
c. Strategi
Heuristik (discovery and inquiry)
d. Pengajaran
kelompok kecil
e. Pengajaran
perorangan
Media
Pembelajaran
a. Media
visual (dilihat)
b. Media
audio (didengar)
c. Media
audio-visual (dilihat-didengar)
d. Media
penyaji
e. Media
objek dan media interaktif
i.
Bab
9 Prinsip-prinsip Pembelajaran
a. Prinsip
umum :
1. Belajar
menghasilkan perubahan perilaku peserta didik yang relatif permanen
2. Peserta
didik memiliki potensi, gandrung, dan kemampuan yang merupakan benih
kodrati untuk ditumbuhkembangkan
3. Perubahan
atau pencapaian kualitas ideal itu tidak tumbuh alami linear sejalan proses
kehidupan
b. Prinsip
khusus :
1. Prinsip
Perhatian dan motivasi
2. Prisnsip
keaktifan
3. Prinsip
keterlibatan langsung/berpengalaman
4. Prinsip
pengulangan
5. Prinsip
tantangan
6. Prinsip
balikan dan penguatan
7. Prinsip
perbedaan individual
j.
Bab
10 Pendekatan, Strategi, dan Model Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah
upaya menghampiri makna pembelajaran melalui suatu cara pandang dan pandangan
tertentu atau aplikasi suatu cara pandang dan pandangan tertentu dalam memahami
makna pembelajaran.
a. Pendekatan
filsafati terhadap pembelajaran
1. Idealisme
Pembelajaran adalah kegiatan
tanya jawab antara guru dengan siswa.
Idealisme menghendaki aplikasi
strategi penemuan (discovery) melalui tanya jawab dan berpikir deduktif.
2. Realisme
Pembelajaran adalah kegiatan
guru menciptakan kondisi lingkungan dengan disiplin tertentu untuk siswa.
Realisme menghendaki
pembelajaran dan pengelolaan kelas yang berpusat pada guru. Siswa belajar dari
pengalaman melalui strategi inquiry, discovery, pembiasaan dan berpikir
induktif.
3. Pragmatisme
Pembelajaran adalah kegiatan
guru memfasilitasi dan membimbing siswa belajar memecahkan masalah melalui
aktivitas/kerja, inquiry dan discovery sesuai minat.
Pembelajaran ini berpusat pada
siswa, masalah, aktivitas dan bersifat terpadu.
4. Konstruktivisme
Pembelajaran adalah kegiatan
guru memfasilitasi dan membimbing siswa berpikir.
Memungkinkan siswa membangun
pengetahuannya sendiri.
5. Eksistensialisme
Pembelajaran adalah kegiatan
guru mendampingi siswa berdasar minat bakat dan kebutuhan.
Menyarankan pembelajaran
berpusat pada siswa.
6. Pancasila
Pembelajaran adalah interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan
belajar untuk mencapai tujuan.
b. Pendekatan
Psikologi terhadap Pembelajaran
1. Behaviorisme
: pembelajaran adalah kegiatan guru menciptakan kondisi lingkungan sebagai
stimulus – berupa tugas , disiplin – untuk direspon siswa.
2. Kognitif
: pembelajaran adalah kegiatan guru membimbing siswa melakukan proses internal
yang kompleks berupa pemrosesan informasi, inquiry dan discovery, agar siswa
dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya secara optimal, kemampuan hubungan
sosialdan menggunakan kecerdasan secara sederhana.
3. Humanisme
: pembelajaran adalah kegiatan guru memfasilitasi dan membimbing siswa belajar
melalui proyek – proyek terpadu yang menekankan pada studi – studi sosial yang
didasarkan atas pemuasan kebutuhan siswa agar memperoleh pemahaman.
c. Pendekatan
Sistem terhadap Pembelajaran
Pembelajaran dipandang sebagai
suatu keseluruhan terpadu yang terdiri atas berbagai komponen yang saling
berinteraksi secara fungsional dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan.
Berdasarkan pendekatan sistem, pembelajaran didesain melalui suatu model pembelajaran
yang dulu dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
Strategi Pembelajaran
Pola umum rencana interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar lainnya
pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
a. Berdasarkan
rasio guru dan siswa dalam pembelajaran
Terdapat 5 jenis strategi
pembelajaran, yaitu :
1) Seorang
guru terhadap sekelompok besar (satu kelas) siswa.
2) Seorang
guru terhadap sekelompok kecil (5-7orang) siswa
3) Seorang
guru terhadap seorang siswa
4) Satu
tim guru terhadap sekelompok besar (satu kelas) siswa
5) Satu
tim guru terhadap sekelompok kecil (5-7 orang) siswa.
b. Berdasarkan
pola hubungan guru dan siswa dalam pembelajaran
Terdapat 3 jenis strategi
pembelajaran :
1) Pembelajaran
tatap muka
2) Pembelajaran
melalui media
3) Pembelajaran
tatap muka plus melalui media
c. Berdasarkan
peranan guru dan siswa dalam pengelolaan pembelajaran
1) Pembelajaran
berpusat pada guru
2) Pembelajaran
berpusat pada siswa
d. Berdasarkan
peranan guru dan siswa dalam megolah “Pesan” atau materi pembelajaran
1) Pembelajaran
ekspositorik
2) Pembelajaran
heuristik
e. Berdasar
proses berpikir dalam mengolah pesan atau materi pembelajaran
Terdapat 3 jenis strategi :
1) Pembelajaran
deduktif
2) Pembelajaran
induktif
3) Pembelajaran
deduktif-induktif
Model Pembelajaran
a. Berdasarkan
teori
1) Model
interaksi sosial
2) Model
pemrosesan informasi
3) Model
personal
4) Model
modifikasi tingkah laku
5) Model
pembelajaran kontekstual
k.
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran
Hakikat, Unsur, dan Ciri
Inovasi Pendidikan
Inovasi
adalah perubahan ke arah yang baru.
Difusi adalah proses penyerapan sesuatu yang baru dengan menekankan aspek
filterisasi. Difusi Inovasi adalah sebagai penyebarluasan
gagasan inovasi melalui komuikasi yang dilakukan menggunakan saluran tertentu
dalam rentang waktu tertentu diantara anggota sistem sosial masyarakat.
Inovasi Pendidikan
Santoso
S. Hamidjojo dikutip Abdulhak (2002), Inovasi pendidikan sebagai suatu
perubahan yang baru dan secara kualitatif berbeda dari hal sebelumnya dan
diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan.
Ciri – ciri inovasi pendidikan
1) Esensi
inovasi itu sendiri
2) Saluran
komunikasi
3) Faktor
waktu dan proses pengambilan keputusan
Proses keputusan inovasi :
- Tahap
pengetahuan
- Tahap
bujukan
- Tahap
pengambilan keputusan
- Tahap
implementasi
- Tahap
konfirmasi
4) sistem
sosial
Hasil inovasi kurikulum
a. KTSP
b. KBK
c. Kurikulum
2007
d. Broad
Based Curriculum
e. Kurikulum
sistem ganda (KSG)
f. Kurikulum
muatan lokal
Hasil inovasi pembelajaran
a. Model
pembelajaran Brain Based Learning (berkembang hasil penelitian pakar)
b. Model
pembelajaran LCBT (lateral computer base tutorial)
c. Model
pembelajaran ICARE (introduction, connect, apply, reflect, extend)
d. Model
pembelajaran ICARE dalam mata pelajaran TIK
Buku Pembanding
a. Bab 1 Konsep Dasar Kurikulum
Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan
perkembangan teori dan praktik pendidikan, serta munculnya berbagai aliran
pendidikan. Kurikulum sebagai bentuk pendidikan dan pengajaran yang senantiasa
diimplementasikan di sekolah atau madrasah dapat dibedakan atas dua bentuk,
yaitu : kurikulum yang terdokumentasi (document
curriculm) dan tanpa terdokumentasi (hidden
curriculm).
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
Kurikulum sebagai rencan pembelajaran artinya
kurikulum merupakan suatu rencana yang memberikan pedoman atau pengangan dalam
proses kegiatan pembelajaran.
Kurikulum sebagai pengalaman belajar berarti kurikulum
merupakan serangkaian pengalaman belajar.
Kurikulum sebagai subject matter (muatan isi) artinya
kurikulum merupakan sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari
siswa.
Kurikulum sebagai hasil belajar berarti suatu kurikulu
merupakan hasil-hasil belajar yang harus dicapai siswa.
b. Bab 2 Tujuan Pendidikan, kurikulum
dan Pembelajaran
1.
Tujuan Pendidikan
Tujuan-tujuan pendidikan tidak sekaligus dapat
direalisasikan dalam sekali, melainkan harus dicapai melalui tahap-tahuap
proses berjenjang atau bertingkat sejalan dengan tingkat perkembangan kemampuan
psikologis dan fisiologis siterdidik. Oleh sebab itu tujuan-tujuan pendidikan
itu secara sadar dan sistematis perlu dirumuskan berdasarkan klasifikasi (taksonomi) dari tujuan yang paling
sederhana sampai umum tujuan yang paling kompleks, atau dari yang paling umum (general) sampai yang paling kusus
(spesifik) dan operasional.
Tingkat-tingkat tujuan pendidikan itu meliputi : (a)
tujuan pendidikan nasioanl; (b) tujuan operasioanl; (c) tujuan kurikuler; (d)
tujuan pembelajaran yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus.
2.
Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum adalah tujuan yang hendak dicapai
oleh suatu program studi, bidang studi dan suatu mata pelajaran yang disusun
berdasarkan tujuan institusional. Perumusan tujuan kurikulum berpedoman pada
kategoriasasi tujuan pendidikan atau taksonomi tujuan yang dikaitkan dengan
bidang-bidang studi bersangkutan.
3.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai
setelah selesai diselenggarakannya suatu proses pembelajaran yang bertitik
tolak pada perubahan tingkah laku siswa. Tujuan ini disusun berdasarkan tujuan
kurikulum.
c. Bab 3 Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)
KTSP adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Struktur kurikulum adalah pola dan
susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap
satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik
sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.
Muatan suatu kurikulum meliputi :
mata pelajaran, muatan lokal, pengembanagn diri, pengaturan beban belajar,
kriteria ketuntasan, belajar, ketentuan mengenai kenaikan kelas dan kelulusan,
pendidikan kecakapan hidup, dan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
global.
d. Bab 4 Standar Isi, Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar
Standar isi adalah implementasi Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang dijabarkan ke dalam sejumlah
peraturan antara lain peraturan pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Standar isi yang dimaksud seperti disebutkan dalam
peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang secara keseluruhan mencakup :
a.
Kerangka dasar dan struktur kurikulum
yang merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan
pendidikan
b.
Beban belajar bagi peserta didik pada
satuan pendidikan dasar dan menengah
c.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan
yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan
kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi.
d.
Kalender pendidikan untuk
penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
Dalam implementasi standar kompetensi dan kompetensi
dasar telah dilakukan berbagai studi yang mengarahkan pada peningkatan efisiensi
dan efektivitas layanan dan pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu inovasi
pendidikan. Sebagai salah satu bentuk efisiensi dan efektivitas implementasi
kurikulum dikembangkan berbagi model implementasi kurikulum.
e. Bab 5 Analisi kebutuahn dan struktur
Perilaku
Kebutuhan adalah kesenjangan keadaan saat ini
dibandingkan dengan keadaan yang seharusnya. Dengan kata lain setiap keadaan
yang kurang dari yang seharusnya menunjukkan adanya kebutuhan.
Apabila kebutuhan itu besar atau menimbulkan akibat
lebih jauh sehingga perlu ditempatkan sebagai perioritas untuk diatasi maka itu
kebutuhan itu disebut masalah.
Struktur perilaku umum yang kemudian dijabarkan
kedalam perilaku khusus, yaitu :
1.
Struktur perilaku hirarki adalah
kedudukan dua perilaku yang menunjukkan bahwa salah satu perilaku dapat
dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain.
2.
Struktur perilaku prosedural adalah
kedudukan beberapa perilaku yang menunjukkan satu seri urutan penampilan
perilaku, tetapi tidak ada yang menjadi perilaku prasyart untuk yang lain.
3.
Struktur pengelompokkan adalah
kedudukan beberapa perilaku yang tidak mempunyai ketergantungan antara satu
dengan yang lain walaupun semuanya berhubungan.
4.
Struktur kombinasi adalah suatu
perilaku umum bila diuraikan menjadi perilaku khusus sebagaian tersebar dan
akan terstruktur secara kombinasi antara struktur hirarki, prosedural, dan
pengelompokkan.
f. Bab 6 Komponen-komponen Kurikulum
Komponen-komponen kurikulum terdiri dari tujuan,
materi, metode, organisasi, dan evaluasi.
Komponen tujuan kurikulum dikembangkan dengan mengacu
ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan
institusional.
Komponen materi kurikulum merupakan isi kurikulum atau
bahan pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Komponen metode merupakan komponen cara atau teknik
yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan
kurikulum.
Komponen evaluasi merupakan kegiatan untuk memperoleh
informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan
belajar siswa guna membuat suatu keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran,
kesulitan dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan.
Organisasi kurikulum memiliki beberapa ciri khusus dan
bersifat asasi, yaitu : organisasi kurikulum yang membuat mata pelajaran
terpisah-pisah (issolated subject),
mata pelajaran saling berkorelasi (corrated),
antar bidang studi (broadfield),
berpusat pada anak (childecentered
program), core program, dan electric program.
g. Bab 7 Pendekatan-pendekatan Pengembangan
Kurikulum
Pendekatan subyek akademis : dalam menyusun kurikulum
atau program pendidikan didasarkan pada sistematisasi disiplin ilmu
masing-masing. Pengembangan kurikulum ini dilakukan dengan cara menetapkan
terlebih dahulu mata pelajaran apa yang harus dipelajari peserta didik yang
diperlukan untuk pengembangan disiplin ilmu.
Pendekatan humanistik : bertolak dari ide
“memanusiakan manusia”, dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar
pengembangan program pendidikan dan atau kurikulumnya bertujuan untuk
menciptakan konteks yang dapat memberi peluang kepada manusia untuk menjadi lebih
human dapat mempertinggi harkat dan martabat manusia.
Kurikulum humanistik : dikembangkan para ahli
pendidikan humanistik berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi (personalized education) yang dipelopori
oleh John Dewey (Progressive Education)
dan J.J Rousseau (Romantic education).
Dalam proses pendidikan , kedua aliran ini lebih memberkan tempat utama dan
pertama bagi siswa.
Pendekatan teknologis : dalam menyusun kurikulum atau
program pendidikan bertolak dari analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas-tugas tertentu, karenanya materi yang diajarkan, kriteria
evaluasi sukses, dan strategi belajarnya ditetapkan sesuai dengan analisis tugas
(job analysis) tersebut.
Pendekatan rekonstruksi sosial : dalam menyusun
kurikulum atau program pendidikan keahlian bertolak dari problem atau
masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. Kurikulum ini bersumber pada aliran
pendidikan interaksional.
h. Prinsip-prinsip Pengembangan
Kurikulum
Prinsip berorientasi tujuan : maksudnya pengembangan
kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan islam yang dapat
menubuhkan perubahan tingkah laku peserta didik mencakup tiga aspek (kognitif,
afektif dan psikomotorik) bertalian dengan aspek-aspek yang terkandung dalam
pendidikan islam.
Prinsip relevansi maksudnya kurikulum memiliki
kesesuaian antara komponen-komponen yaitu keserasian antara tujuan yang harus
dicapai, isi, materi atau pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan dan tuntunan masyarakat sesuai dengan strategi atau
metode serta alat penilaian yang digunakan.
Prinsip kontinuitas (berkesinambungan) artinya
kurikulum disususn secara berurutan, tidak terlepas –lepas , satu sama lain
memiliki hubungan yang fungsional dan penuh makna, sesuai dengan jenjang
pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, dan tingkat perkembangan siswa.
i.
Bab 9
Landasan Pengembangan Kurikulum
Landasan filosofis landasan pengembangan kurikulum
yang berfungsi untuk menentukan arah pendidikan peserta didik, isi atau materi
ajar, tujuan yang ingin dicapai, strategi atau cara pelaksanaan pengajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan, serta tolok ukur keberhasilan pengajaran.
Landasan psikologis adalah landasan pengembangan
kurikulum yang mempertimbangkan kondisi dan perkembangan psikologis peserta
didik.
Landasan sosial budaya landasan pengembangan kurikulum
yang didasarkan pada tiga dasar yaitu pertama,
pendidikan mengandung nilai dan memberikan pertimbangan nilai yang ada dalam
masyarakat. Kedua, pendidikan diarahkan
pada kehidupan dalam masyarakat . ketiga,
pelaksanaan pendidikan dipengaruhi dan didukung oleh lingkungan dan masyarakat.
Landasan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
landasan perkembangan kurikulum yang didasarkan pada pemikiran bahwa kurikulum
fikih perlu memberikan materi/isi atau bahan ajar dengan mengikuti
perubahan-perubahan dan tuntunan dari kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Isi Buku
A.1. Pembahasan tentang definisi kurikulum
Menurut buku yang di review, pengertian kurikulum diorganisasi
menjadi dua, kurikulum adalah sejumlah rencana isi yang merupakan sejumlah
tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk institusi pendidikan
yang isinya berupa proses yang statis ataupun dinamis dan kompetensi yang harus
dimiliki. Selanjutnya, kurikulum adalah seluruh pengalaman di bawah bimbingan
dan arahan dari institusi pendidikan yang memabawa ke dalam kondisi belajar.
Harold B. Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai semua
kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for
the students by the school). Sehingga kurikulum tidak dibatasi pada
kegiatan di dalam kelas, tetapi mencakup juga kegiatan-kegiatan yang dialkukan
oleh siswa di luar kelas.
Menurut Hilda Taba (1962) a curiculum is a plan for learning; therefore, what is known about teh
learning process and the development of the individual has beating on the
shoping of a curiculm.
A.2. Pembahasan tentang konsep
dasar kurikulum
Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan
perkembangan teori dan praktik pendidikan, serta munculnya berbagai aliran
pendidikan. Kurikulum sebagai bentuk pendidikan dan pengajaran yang senantiasa
diimplementasikan di sekolah atau madrasah dapat dibedakan atas dua bentuk,
yaitu : kurikulum yang terdokumentasi (document
curriculm) dan tanpa terdokumentasi (hidden
curriculm).
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
Kurikulum sebagai rencan pembelajaran artinya
kurikulum merupakan suatu rencana yang memberikan pedoman atau pengangan dalam
proses kegiatan pembelajaran.
A.3. Pembahasan tentang tujuan pendidikan,
kurikulum dan pembahasan
Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang
sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur, yang
kemudian dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat
yaitu :
a.
Tujuan pendidikan nasional (TPN)
b.
Tujusn Institusional (TI)
c.
Tujuan kurikuler (TK)
d.
Tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran (TP)
Tujuan pendidikan adalah serangkaian proses kegiatan
pembelajaran yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan menuju arah
perubahan tingkah laku yang telah ditetapkan.
Tujuan kurikulum adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu
program studi, bidang studi dan suatu mata pelajaran , yang disusun berdasarkan
tujuan instusional. Perumusan tujuan kurikulum berpedoman pada kategorisasi
tujuan pendidikan/taksonomi tujuan, yang dikaitkan dengan bidang-bidang studi
bersangkutan.
A.4. pembahasan tentang
Komponen-komponen kurikulum
Menurut buku pembanding, komponen-komponen kurikulum yang saling
berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu : tujuan, materi kurikulum,
metode, organisasi, dan evaluasi. Sedangkan menurut buku wajib,
komponen-komponen kurikulum yaitu komponen tujuan, komponen isi/materi
pelajaran, komponen metode/strategi, komponen evaluasi.
A.5. Pembahasan Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
Menurut buku pembanding, prinsip-prinsip kurikulum yaitu
1.
Prinsip berorientasi pada tujuan
2.
Prinsip relevansi (kesesuaian)
3.
Prinsip efisien dan efektivitas
4.
Prinsip fleksibilitas (keluwesan)
5.
Prinsip berkesinambungan (continuitas)
6.
Prinsip keseimbangan
7.
Prinsip keterpaduan
8.
Prinsip mutu
Sedangkan menurut buku wajib, Sukmadinata (2000:150-151)
menjelaskan bahwa terdapat lima prinsip umum pengembangan kurikulum, yaitu :
prinsip relevansi, fleksibilitas, kontonuitas, praktis atau efisiensi, dan
efektivitas.
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku
B.1. Kelebihan Buku
Buku wajib
-
Cover yang sangat simple dengan adanya gambar simbol seperti
DNA di bagian depannya yang mengartikan bahwa kurikulum itu seperti DNA yang
saling berhubungan.
-
Mempunyai penjelasan yang lengkap dimulai dari definisi,
landasan, komponen-komponen, prinsip,model pengembangan,evaluasi,konsep dasar,
pendekatan,strategi dan model pembelajaran.
-
Tata cara penulisan yang bagus dan rapit
-
Terdapat contoh silabus di dalamnya.
Buku Pembanding
-
Mempunyai isi yang berbeda dari buku wajib dan ada sebagian
yang tidak ada di jelaskan di dalam buku wajib
-
Cover yang menarik dengan adanya gambar kaca pembesar dan
sebuat mata dan sesuai dengan judul bukunya yaitu “Telaah Kurikulum”
B.2 Kekurangan buku
Buku Wajib
-
Gambar-gambar di dalamnya tidak berwarna
-
Semuanya berwarna hitam dimulai dari tulisan dan gambar
-
Tulisannya berwarna hitam putih tidak bervariasi
Buku Pembanding
-
Gambar-gambar di dalamnya tidak berwarna
-
Semua tulisannya hitam tidak bervariasi
-
Tata cara penulisan sebagian salah ketik
-
Menggunakan kertas foto copy-an
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kurikulum adalah bagian penting dalam dunia pendidikan karena
kurikulum adalah rancangan suatu pembelajaran untuk siswa. Tanpa adanya
kurikulum maka pendidikan tidak bisa berjalan dengan baik dan tersusun dengan
rapi. Untuk mengembangkan kurikulum kita perlu menelaah secara mendalam,
sistematis, dan universal keseluruhan konsep dokumen kurikulum. Namun, kita
juga perlu bekerja sama untuk membuat kurikulum yang baik untuk memperoleh
hasil yang baik juga.
B.
Rekomendasi untuk perbaikan buku
Buku wajib
Saya merekomendasikan gambar-gambar yang di dalam bukunya
memiliki warna yang bervariasi sehingga pembaca merasa senang saat membacanya. Apalagi
pembaca banyak para remaja, jadi tidak salah kalau diberi gambar dengan full
colour sebagai penariknya.
Buku Pembanding
Saya merekomendasikan gambar-gambar
di dalamnya memiliki warna yang menarik sehingga pembaca tertarik saat
membacanya dan tata cara penulisan yang baik serta rapi.
DAFTAR PUSTAKA
dr. siti halimah, m. (2016). telaah kurikulum. medan: perdana
publishing.
Pembelajaran, T. P. (2017). Kurikulum dan Pembelajaran.
Depok: PT Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar